Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia



Indikator :
  1. Mendeskripsikan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda.
  2. Mendeskripsikan peran dunia internasional dalam konflik Indonesia dan Belanda.
  3. Mendeskripsikan pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap keberadan negara kesatuan Republik Indonesia.
  4. Melacak aktifitas diploma Indonesia di dunia internasional untuk mempertahankan kemerdekaan.
  5. Mendeskripsikan perjuangan rakyat dan pemerintah di berbagai daerah dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
 
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antara Indonesia Dengan Belanda
1. Karena datangnya belanda yang memboncengi tentara sekutu, kedatangan tentara belanda tersebut ternyata untuk mengembalikan kekuasaanya di indonesia.
2. Belanda memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali hindia belanda.
Dengan demikian sikap indonesia yang semula menerima kedatangan sekutu menjadi penuh kecurigaan dan kemudian berkembang menjadi permusuhan. 

 PERTEMPURAN MELAWAN 
SEKUTU & NICA

A. PERTEMPURAN  HEROIK DI SURABAYA
- Tentara sekutu brigade 49 datang di  Surabaya dipimp A.W.S Malaby
- Sekutu menyerbu penjara Kalisosok membebaskan tawanan Belanda, Tj Perak, Kantor  Pos Besar, Bank Internio, dll.
-  28 Okt 1945 Rakyat menyerang semua pos sekutu di berbagai sektor, BrigjenMallaby tewas.
-  Mayjen E.C. Mansergh, menulis surat kpd Gub. R.A. Suryo, bhw tdk dpt mengatasi perampok,. Gubernur Membantah tuduhan sekutu
-  Sekutu memb ultimatum, semua pimp dan rakyat hrs meletakkan senjata dan menyerahkan diri sampai pukul 06.00 tg 10 Nop 45, kalau tdk, akan di bombardir dari darat, udara dan laut.
Rakayat tdk menghiraukan ultimatum, arek2 Surabaya siap perang higga titik darah penghabisan.
Bung Tomo  membakar semagat rakyat melalui radio miliknya di Jl Mawar 4.
Pertempuran pecah tg 10 Nov 1945, Shg setiap tg 10 Nov diperingati sebagai hari Pahlawan.

B. PERTEMPURAN BOJONGKOKOSAN
Desa-desa di sekitar arena pertempuran yang ditinggalkan ini kemudian dibombardir oleh pasukan udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force).
Sejak tahun 2004, pertempuran yang terjadi pada tanggal 9 September 1945 ini diperingati sebagai Hari Juang Siliwangi.

C. PERTEMPURAN MEDAN  AREA
13 oktober 1945di sebuah hotel di Jl Bali selanjutnya pertempuran terjadi di berbagai tempat. Tanggal 18 oktber 1945 sekutu mengeluarkan ultimatum agar pasukan Indonesia menyerahkan senjata, serta dilakukan sweeping oleh tentara Inggris.
Berawal kedatangan sekutu yg diboncengi NICA, dan mebebaskan tawanan Belanda,
tentara Bld menginjak-injak lencana merah putih, yg sangat melukai hati rakyat
TKR yg dipimp Ahmad Tahir bersama laskar2 rakyat melawan sekutu di berbagai tempat
Krn kewalahan, sekutu membuat  papan batas“ Fixed Boundaries Medan Area”
-10 Des 1945 Sekutu dan NICA melancark
serangan besar-besaran dan menguasai kota Medan.
-  10 Agustus 1946, TKR bersama laskar rakyat yg tergabung “ Komando Resimen Laskar rakyat Medan Area” yg akhirnya dapat mematahkan kekuatan sekutu dan NICA.

D. PERTEMPURAN AMBARAWA
-Berawal kedatangan sekutu di Semarang dipimp Brigjen Bethel 20 Okt 45, menuju ke magelang diikuti NICA, kmd mundur ke Ambarawa dan membebaskan tawanan Belanda
- Datang bantuan TKR dari Banyumas, Salatiga dan Surakarta, mk terjadi Pertempuran di Ambarawa. 
 Namun dalam pertemp gugurlah kolonel Isdiman, Komandan Resimen Banyumas.
- Datanglah Kolonel Sudirman, Panglima    Divisi V Banyumas turun ke medan tempur. Beliau menyusun strstegi Supit Urang, pd tg 12 des 45 tjd pertemp melawan sekutu dan NICA, dan  tgl 15 des 45 brhasil memukul mundur sekutu dan NICA ke Semarang.
-  Kemenangan ini setiap tg 15 diperingati sebagai hari Infanteri oleh TNI.

E. PERISTIWA  MERAH  PUTIH DI MANADO
A.Kedatangan Sekutu (australia) yang diboncengi NICA di Manado, yg melarang rakyat mengibarkan sang Merah Putih.
B.Sekutu menyerahkan kekuas pd NICA
C.NICA menagkap para Pemimp rakyat
D.Para pemuda merespon dg memb. Organisasi perj. BPNI (Barisan Pemuda Nas Indo)
E.Bekas KNIL pro Republik bersama pejuang sepakat merebut kekeuasaan dari NICA
F. Tg 14 Feb 1946 dini hari para   pejuang berhasil menyergap & menyerang pengawal2 dan pemimpin NICA di tangsi Teling. 
G. Para pejuang membentuk pemerintahan RI si Sulut, dg BW. Lapian sbg residennya.
H. Di bentuk TRI dg komandannya Ch. Tulu
F. BANDUNG LAUTAN API
-  Berawal ultimatum sekutu agar pemuda menyerahkan senjata yg diperoleh dr tentara Jepang. Disamping tuntutan sekutu agar Bandung bag. Utara dikosongkan pihak RI paling lambat 25 Nov 1945.
-  Rakyat tidak menggubris ultimatum.
-  Ultimatum kedua 23 Maret 1946, sekutu menuntut agar kota dikosongkan militer paling lambat 24 Maret 1946.
-  Sehari seblmnya jg datang perintah dr Jkt.
-  Namun TRI di Yogyakarta agar kota bandung tdk dikosongkan.
-  Dg berat hati TRI dan Rakyat mematuhi perintah dari Jakarta. Seblm meninggalkan Bandung, para pejuang menyerang sekutu dan membumi hanguskan kota Bandung bag selatan, shg bandung menjadi “Bandung Lautan Api”
-  Sehari seblmnya jg datang perintah dr Jkt.
-  Namun TRI di Yogyakarta agar kota bandung tdk dikosongkan.
-  Dg berat hati TRI dan Rakyat mematuhi perintah dari Jakarta. Seblm meninggalkan Bandung, para pejuang menyerang sekutu dan membumi hanguskan kota Bandung bag selatan, shg bandung menjadi “Bandung Lautan Api”

Pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap keberadan negara kesatuan Republik Indonesia
Ø  Adanya pembentukan negara-negara boneka bentukan belanda
Ø  Penciutan wilayah indonesia akibat perundingan yang dilakukan dengan belanda 
Ø  Pembentukan pemerintahan darurat republik indonesia (pdri) di sumatera
Peran dunia Internasional dalam konflik Indonesia dan Belanda
Inggris menjadi penanggung jawab utama soal penyelesaian konflik politik dan militer di asia (selatan, tenggara, dan timur) mencoba enjadi penengah antara indonesia dan belanda.
Dewan keamanan PBB membentuk komisi jasa baik yang dikenal dengan nama komisi tiga negara (KTN)

Anggota Komisi Tiga Negara :
1)      AMERIKA SERIKAT
2)      AUSTRALIA
3)      BELGIA 
Hasil / Usaha KTN
Pemerintah RI dan belanda mengadakan perundingan renville

PERJUANGAN DIPLOMASI
UNTUK MENGATASI KONFLIK YANG ADA, INDONESIA MELAKUKAN USAHA DIPLOMASI

MACAM PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
1.PERUNDINGAN HOOGE VELUWE,
2.LINGGARJATI,
3.RENVILLE,
4.ROEM ROYEN,
5.KONFERENSI INTER-INDONESIA
6.KONFERENSI MEJA BUNDAR

1.PERUNDINGAN HOOGE VELUWE
—Perundingan di Hooge Veluwe (Negeri Belanda)
—Berlangsung Tanggal 14-25 April 1946
—Delegasi
*      a.Suwandi
*      b.Dr. Sudarsono
*      c.Abdul Karim Pringgodigdo

—Delegasi Belanda
*      Dr. Hj Van Mook
*      Prof Logemann
*      Dr. Idenburgh
*      Dr. Van Royen
*      Prof. Van Asbeck
*      Sultan Hamid II
*      Surio Santoso
Hasil Perundingan
BELANDA MENOLAK KONSEP PERTEMUAN
SYAHRIR-VAN MOOK-CLARK KERR
DI JAKARTA
DAN PADA INTINYA MENGALAMI KEGAGALAN

2. Konferensi Linggarjati
Pada tanggal 7 Oktober 1946 Lord Killearn berhasil mempertemukan wakil-wakil pemerintah Indonesia dan Belanda ke meja perundingan yang berlangsung di rumah kediaman Konsul Jenderal Inggris di Jakarta.
Dalam perundingan ini masalah gencatan senjata yang tidak mencapai kesepakatan akhirnya dibahas lebih lanjut oleh panitia yang dipimpin oleh Lord Killearn
Hasil kesepakatan di bidang militer
sebagai
 berikut:
(l). Gencatan senjata diadakan atas dasar kedudukan militer pada waktu itu dan atas dasar kekuatan militer Sekutu serta Indonesia.
(2). Dibentuk sebuah Komisi bersama Gencatan Senjata untuk masalah-masalah teknis pelaksanaan gencatan senjata.
Delegasi Belanda dipimpin oleh 
Prof. Scermerhorn,                                                                                         dengan anggotanya Max Van Poll, F. de Baer dan H.J. Van Mook.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh
 
Perdana
 Menteri Sjahrir, 
dengan
 anggotaanggotanya Mr. Moh. Roem, Mr. Amir Sjarifoeddin, Mr. Soesanto Tirtoprodjo,
Dr. A.K.
 Gani, dan Mr. Ali Boediardjo.

Sedangkan
 sebagai penengahnya adalah
Lord
 Killearn, komisaris istimewa Inggris
untuk
 Asia Tenggara.
Hasil Perundingan 
Hasil perundingan linggarjati ditandatangani pada tanggal 25 maret 1947 
Di istana rijswijk (sekarang istana merdeka) jakarta, 
(1)    belanda mengakui secara de facto republik indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi sumatera, jawa, dan madura. Belanda harus sudah meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 januari 1949.
(2) republik indonesia dan belanda akan bekerjasama dalam membentuk negara indonesia serikat, dengan nama republik indonesia serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah republik indonesia.
(3) republik indonesia serikat dan belanda akan membentuk uni indonesia-belanda dengan ratu belanda (ratu juliana) sebagai ketuanya.
3. PERUNDINGAN Renville 
Atas prakasa Komisi Tiga Negara (KTN), maka berhasildipertemukan antara pihak Indonesia dengan Belanda dalam sebuah perundingan.
Perundingan ini dilakukan di atas kapal pengangkut pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat “USS Renville” yang sedang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Hasil Perundingan
Hasil perundingan Renville baru ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 yang intinya sebagai berikut.
(1) Pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Hindia Belanda sampai pada waktu yang ditetapkan oleh Kerajaan Belanda untuk mengakui Negara Indonesia Serikat (NIS).
(2) Akan diadakan pemungutan suara untuk menentukan apakah berbagai penduduk di daerah-daerah Jawa, Madura, dan Sumatera menginginkan daerahnya bergabung dengan RI atau negara bagian lain dari Negara Indonesia Serikat.
(3) Tiap negara (bagian) berhak tinggal di luar NIS atau menyelenggarakan hubungan khusus dengan NIS atau dengan Nederland.

4. Konferensi Roem Royen ( 7 Mei 1949 )
—Mr. Moh. Roem selaku ketua delegasi Indonesia dan
—Dr. Van Royen selaku ketua delegasi Belanda
—Masing-masing membuat pernyataan Sebagai berikut :
a. Mengeluarkan perintah kepada “Pengikut Republik yang bersenjata” untuk menghentikan perang gerilya.
b. Bekerja sama dalam hal mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
c. Turut serta dalam Konferensi MejaBundar di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat “penyerahan”kedaulatan yang sungguh-sungguhdan lengkap kepada Negara Indonesia Serikat, dengan tidak bersyarat

5. Konferensi Inter-Indonesia
Sebelum dilaksanakan KMB diadakanlah Konferensi Inter – Indonesia antara wakil-wakil Republik Indonesia dengan BFO
Konferensi ini berlangsung dua kali 
TANGGAL 19 - 22 JULI 1949 DI YOGYAKARTA
TANGGAL 31 JULI - 2 AGUSTUS 1949 DI JAKARTA.
Keputusan konferensi :
BFO MENYOKONG TUNTUTAN REPUBLIK INDONESIA ATAS PENYERAHAN KEDAULATAN TANPA IKATAN-IKATAN POLITIK ATAUPUN EKONOMI.
BFO ?
(BIJJENKOMST VOOR FEDERAAL OVERLEG) ATAU PERTEMUAN PERMUSYAWARAHAN FEDERAL.
{NEGARA BONEKA BUATAN BELANDA,
 NAMUN MEREKA MENENTANG AGRESI MILITER BELANDA II ATAS KOTA YOGYAKARTA }

6. Konferensi Meja Bundar
Pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949 diadakanlah Konferensi Meja Bundar di Den Haag (Belanda).
Sebagai ketua KMB adalah Perdana
Menteri Belanda, Willem Drees.
Delegasi RI dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta,
BFO di bawah pimpinan Sultan Hamid II dari Pontianak,
Delegasi Be1anda dipimpin Van Maarseveen
UNCI sebagai mediator dipimpin oleh Chritchley.
Hasil KMB
1. Belanda mengakui kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir bulan Desember 1949.
2. Mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda satu tahun setelah pengakuan kedaulatan.
3. Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia - Belanda yang akan diketuai Ratu Belanda.
4. Segera akan dilakukan penarikan mundur seluruh tentara Belanda.
5. Pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dengan TNI sebagai intinya.
Pengakuan Kedaulatan
Tanggal 27 Desember 1949 diadakanlah penandatangananpengakuan kedaulatan di negeri Belanda.
Pihak Belanda ditandatangani oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. AM . J.A Sassen.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh.Hatta.
Pada waktu yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tertinggi Mahkota AH.J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.
Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda ini maka Indonesia berubah bentuknegaranya berubah menjadi negara serikat yakni Republik Indonesia Serikat (RIS)

Faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia
1. Perlawanan gigih yang dilakukan oleh rakyat Indonesia,
2. Pembentukan PDRI,
3. Taktik gerilya yang didukung dengan adanya diplomasi pemerintah Indonesia di dunia Internasional.



Komentar