Kenapa Aku Tidak Sepintar Dia?

(sumber gambar: dictio.id)
 

“Kenapa ya kok dia pinter sedangkan aku enggak?”

“Kok dia cepet banget menangkap pelajaran, sedangkan aku butuh berulang kali untuk memahami?”

“Dia jago banget sih main piano, kok aku ga bisa?”

Eits, jangan berkecil hati ya.. Manusia itu cerdas pada bidangnya masing-masing. Ketika kita melihat teman kita yang lebih pintar menyerap pelajaran di kelas, belum tentu ia jago main basket. Ketika kita melihat teman kita jago main gitar, belum tentu ia mahir Bahasa Inggris. Its ok. Tidak ada manusia yang sempurna.

Manusia itu dibedakan menjadi dua, ada yang dari lahir memang ber-IQ tinggi, tapi ada juga yang memang harus bekerja keras agar dapat menyeimbangi jenis manusia yang pertama. Lantas, apabila kamu masuk ke dalam manusia jenis kedua adalah sebuah keburukan? No, ubah persepsi ini. Lihatlah, betapa kamu bekerja lebih keras berkali-kali lipat daripada orang-orang yang telah dianugrahi kepintaran sejak lahir. Ketika kamu merasa tidak sepintar dia, belajarlah lebih keras. Jika dia belajar 1 jam, kamu 3 jam. Jika dia menghafal 10 menit, kamu 30 menit. Jika dia menulis 1 halaman, kamu 3 halaman.

Suatu kelebihan pasti Allah sematkan kepada tiap-tiap hamba-Nya, begitupun kelemahan. Dari situlah, kita bisa saling melengkapi dan bersyukur atas setiap ketetapan-Nya. Ingat, hidup itu saling berkesinambungan.

Fixed Mindset vs Growth Mindset

Menurut situs resmi zenius.net. mindset itu dibedakan menjadi 2, yaitu fixed mindset dan growth mindset. Apa itu fixed mindset? Mari kita bahas.

Pernahkah kamu berpikir,

“Ah, dia sih emang pinter dari lahir.”

“Udahlah, aku emang ga bakal bisa akuntansi.”

“Bodoh banget sih aku ga bisa masuk universitas negeri.”

Saat kata terssebut keluar dari bibirmu, saat itulah kamu sedang menanamkan konsep fixed mindset. Yaitu sebuah pola pikir dimana seseorang telah yakin atas kemampuan yang ada dalam dirinya tidak dapat dikembangkan.

Sedangkan growth mindset itu apa? Growth mindset adalah sebuah pola pikir dimana seseorang terus melakukan perubahan dalam dirinya, bertumbuh ke arah positif dan tidak mudah menyalahkan keadaan. Mereka disebut mempunyai mental berkembang. Contohnya adalah ketika kamu berkeyakinan,

“Dia aja bisa, kenapa aku enggak?”

“Wah hebat ya dia menang lomba terus. Pasti orangnya disiplin dan bersungguh-sungguh. Aku harus bisa seperti dia”

Dikutip dari situs yang sama, “Orang-orang fixed mindset paling khawatir dengan bagaimana dia dinilai atau penilaian eksternal terhadap dia. Sebaliknya, orang dengan growth mindset fokus utamanya ke sejauh mana dia memahami sebuah ilmu.”

So, mau jadi orang yang fixed mindset atau growth mindset?

Mari sama-sama kita bangun pola pikir growth mindset. Dengan membangun pikiran yang positif, tanamkan dalam hati bahwa aku bisa, aku pintar dan aku mau berjuang. Jangan takut gagal. Karena gagal itu tidak ada, yang ada adalah belajar. Kembangkan potensi diri, liriklah betapa kamu istimewa dengan segala kelebihanmu.

Semua orang memiliki waku yang sama dalam sehari. Presiden, pengusaha, mahasiswa, tukang ojek, petani, hingga anak kecil memiliki 24 jam dalam sehari. Yang membedakan hanyalah bagaimana kita mau mengelola waktu dengan terus menanamkan growth mindset.

Terima kasih telah menjadi orang hebat, terima kasih telah berjuang hingga titik ini, terima kasih atas kegigihanmu yang tiada henti, terima kasih telah menebar kebermanfaatan. Kamu hebat, kamu istimewa, kamu pintar.

Love you all💛

 

Referensi:

Rofalina, F. (2014). Iya, Gue Emang Bukan Anak Pinter, Terus Gimana Dong?. Retrieved from: https://www.zenius.net/blog/aku-bodoh

Komentar